Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Menjadi Si Cerdas Ini, Ternyata Tidak Perlu Membuatmu Bangga

Gambar
Saya temukan cerita ini, di dalam buku "Menggali ke Puncak Hati" karya Ustad Salim A Fillah. Pada halaman 237. Begini ceritanya, Seorang yang bernama David J. schwartz. Sedang bersama seorang direktur perusahaan manufaktur. Perusahaannya itu berkembang sangat pesat. Lalu, selama mereka bersama. Tidak sengaja menonton siaran televisi. Acara kuis, yang populer pada waktu itu. Salah seorang peserta berhasil tampil, dalam beberapa pekan belakangan ini. Dia sebagai peserta yang mampu bertahan. Menjawab soal-soal kuis dengan sempurna. Kali ini juga sama. Sepertinya dewi fortuna masih ingin membersamainya lebih lama. Peserta tersebut berhasil menjawab pertanyaan ganjil tentang gunung di Argentina. Tiba-tiba, Pak Direktur memandang ke arah David. Sambil mengajukan pertanyaan. "Menurut kamu, berapa banyak saya akan membayar anak muda itu, jika ia bekerja untuk saya?" Pak Direktur, menunjuk ke arah televisi. "Hmm.. Berapa ya, Pak?" David ragu menjawa

Kertas Musnah, Ini yang Terjadi pada Smartphone Kamu.

Gambar
Kertas bukan lagi sebagai media utama untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sekarang dunia digital mengambil peranan penting tak hanya sekadar dapat memenuhi kebutuhan, tapi memudahkan pekerjaan manusia. Maka manusia sadar atau tidak mulai menunjukkan sikap ketergantungan terhadap smartphone yang mereka miliki. Menjadikan smartphone sesuatu yang sangat penting untuk dianggap lebih, tidak hanya sebuah fasilitas melainkan dianggap sebagai partner. Melihat banyak hal yang bisa dikerjakan atau diselesaikan hanya dengan smartphone maka tingkat ketergantungan manusia terhadap smartphone akan semakin meningkat, seiring dengan penggunaannya tanpa batas. Penggunaan smartphone yang berlebihan akan memberikan dampak negatif. Sebagai berikut: 1. Membuat Efek Candu. Meningkatnya sikap anti sosial maka manusia akan kecanduan terhadap smartphone, seolah tak bisa hidup tanpa smartphone atau gawai lainnya.  Semakin sibuk dengan dunia mereka sendiri, menghabiskan banyak waktu di depan layar smartph

Kamu Pernah Dilema? Memilih Keinginan Hati atau Mengabaikan, Karena Berbagai Hal.

Gambar
Picture from facebook kartun muslimah. Hei, pilih mana? Pekerjaan yang bergaji besar. Sehingga memenuhi kebutuhan pribadi dan dapat membantu keluarga. Atau, Kerjaan, tak menentu. Kadang ada, kadang tidak. Tinggal bersama keluarga dan dekat dengan orang-orang shalih, Insyaa Allah. Atau, Gimana kalau, punya uang banyak, berkesempatan mengaktualisasikan diri, berkarya, berguna bagi orang lain,  tinggal bersama keluarga, dan dikelilingi orang-orang shalih. Andai-andai yang sempurna, bukan? Saya pilih inilah. Hahaha Padahal, sekalipun saat orang sudah pada posisi itu, masih saja merasa ada yang kurang. Manusia oh manusia. Tidak pernah puas jika menuruti keinginan. Saya mengalami ini, antara keinginan dan pilihan yang ada di depan mata tidak sesuai. Sulit ya, di hadapkan pada situasi begini. Rencana, doa, harapan, impian, yang telah saya adukan pada Allah, seolah tidak didengar. Karena realita yang dijalani, lain dari yang pernah saya rencanakan. Bukankah, Allah akan me